Terjatuh sementara lalu Bahagia kembali.

Terjatuh sementara lalu

Bahagia kembali

Percayalah, semakin kau terhanyut dalam sedihmu, semakin sakit kamu merasakan sakitnya, aku tahu bagaimana rasanya patah hati—bahkan hampir seluruh manusia pernah merasakan patah hati, bukan? Tetapi tentu dengan cerita  yang berbeda—tetapi ingatlah patah hati ada untuk kita lewati. Sekeras apapun kamu menangis, semarah apapun kamu kepada takdir—semua sudah terjadi. Tidak akan berubah, jadi apa kamu merasakannya juga, bahkan ada yang lebih sakit daripada yang kamu rasakan.

Patah hati adalah masa-masa paling sulit untuk diri sendiri. Tetapi siapa yang bisa merubah dan menyelesaikan patah hati yang kamu rasakan, selain dirimu sendiri? Sedih memang rasanya, setelah kita membangun harapan yang sangat kita harapkan namun seketika runtuh tanpa sisa, lalu apakah kamu hanya akan meratapi saja,? Berharap harapan itu bisa kembali kebentuk semulanya? Percayalah, saat semua hancur, masih ada pondasi yang menancap pada bumi—pondasi yang sangat kuat, siapa lagi pondasinya jika bukan dirimu sendiri, pilihannya hanya dua; menangisi harapan yang telah hancur atau membangun lagi harapan baru dengan pribadi lebih kuat. Semua keputusanmu ada didirimu sendiri, karena percuma  jika teman dan keluarga menasehatimu untuk bangkit—tetapi hatimu tidak mau dan bahkan takut untuk bangkit.

Saat kamu bisa bahagia, lalu patah hati. Bukan berarti kamu tidak bisa bahagia kembali—bahagia itu hak semua orang. Dan ingatlah bahagia itu kamu sendiri yang menciptakan bukan orang lain. Jadi terbiasalah patah hati—agar kamu hanya perlu terjatuh sementara lalu bahagia kembali.

“bangkit, sebab masih ada yang harus dijaga perasaannya”

15 March 2017

01:00 WIB