Home » » PELARIAN

PELARIAN

Posted by CB Blogger



Aku selalu menganggap, rela menunggu seseorang itu tidak berarti bodoh, itu hanya berarti teguh pendirian. Karena sekuat apapun kita menyangkal sesuatu yang dikatakan oleh hati, sekuat  itu pula hati kita akan berusaha mendesak.
Mungkin karena itulah aku tidak bisa meninggalkanmu sendirian, meski dengan biadabnya kau bertingkah seolah aku adalah buku harian yang Cuma kau isi dengan keluh-kesahmu, tanpa perlu kau tanyakan bagaimana perasaanku.

Kemudian, kau  mencari penghilang rasa sakit untuk meredakan hari-harimu yang suram. Akupun—dengan sukarela—menjadi pameran pengganti untuk meredakan malam-malammu yang muram. Aku yang mendengarkanmu hingga jam satu pagi, adalah aku yang kau nafikan lagi dan lagi. Kau yang masih tenggelam dalam kenangan adalah apa yang ingin ku selamatkan. Celakanya, aku malah ikut terbenam dalam scenario yang kau ciptakan. Dan kita menjadi terbiasa untuk pura-pura tertawa. Padahal kau dan aku tau, aku mendambakanmu yang mendambakannya.
Sampai kapan kita harus begini? Sampai nyaliku terkumpul untuk kau hempaskan? Atau sampai kau terbang lagi menuju pelukan yang lainnya? Ternyata, menjadi juara kedua itu sama saja dengan berpacaran dengan seseorang yang tidak pernah ada secara nyata. Kalau kau benar-benar menyayangiku, kau takkan menjadikanku juara kedua dari sejak awal. Menyebalkan!

Aku ingin kau rindukan , aku ingin kau kejar, aku ingin kau buatkan puisi, dan aku ingin kau dan aku menjadi kita. Lalu aku akan bertingkah tak peduli agar kau tau rasanya menjadi aku.


0 comments:

Post a Comment

Powered by Blogger.

Sample text

Sample Text

Social Icons

Followers

Featured Posts